Coretan Putih diatas Hitam...

Welcome to my site.


Kamis, 31 Maret 2011

Pustaka Pusat

Kampus Limau Manih...
Pernahkah melihat fenomena yang unik tapi sudah basi? Bisa didapat di Pustaka pusat kampus Unand Limau manis. Yap, disana kita bisa melihat bagaimana antusias dari para mahasiswa untuk datang menunjungi pustaka.
Sisi positifnya adalah pustaka itu ramai, tapi beberapa kalangan datang kesini hanya untuk menikmati fasilitas internet yang dipasang oleh pihak kampus.
Sejatinya ini adalah sebuah fenomena yang mana makna dari perpustakaan itu sendiri hilang, yang mana pustaka adalah tempat mahasiswa meminjam buku dan sarana untuk membaca buku.
Akhir-akhir ini buku telah kehilangan banyak tempat didalam tas mahasiswa, dewasa ini mahasiswa memang membawa tas besar-besar yang kelihatannya penuh dengan buku, tapi jangan langsung dinilai. Coba teliti lebih cermat, didalamnya hanya terdapat sebuah Laptop dan seperangkat alat pengisi baterainya.

Ironinya lagi, ada beberapa mahasiswa yang datang ke kampus bukan untuk pergi mengunjungi ruangan perkuliahan, malah mereka hanya datang ke pustaka untuk menikmati internet gratis dari kampus.
Ini juga menjadi daya tarik pustaka yang sebelumnya dipenuhi oleh buku-buku yang lembar perlembarnya dibalik oleh mahasiswa, tapi dengan jari-jari itu mereka sekarang lebih cendrung untuk menekan tombol-tombol keyboard.

Seorang guru semasa sekolah dulu pernah cerita, beliau mengunjungi  perpustakaan di Harvard University. Beliau bercerita bahwa disana, sudah tidak ada lagi buku-buku yang tebal dan lembar demi lembarnya dipenuhi debu, tapi ketika masuk kedalam pustaka, kita akan mendapatkan banyak perangkat komputer yang bisa diakses oleh siapapun yang akan mencari buku, sejatinya Unand juga hampir menyamai.
Disana, (Harvard-red) buku sudah dirobah menjadi jurnal elektronik, yang bisa diakses dengan komputer itu sendiri, atau ada yang membawa laptop atau sejenisnya.

Buku seharusnya juga dilakukan revolusi, dulu buku yang di wujudkan dalam bentuk kumpulan lembar-lembar kertas, diharapkan bisa menjadi kumpulan soft-soft copy. Semoga saja di indonesai khususnya Unand, bisa. (Tinta Putih)

Rabu, 30 Maret 2011

Merahnya Kabau Sirah Kontra Persijap Jepara

Gelora H. Agus Salim Padang bergemuruh ketika Semen Padang kontra Persijap Jepara. (30/3) Menurunkan tim intinya Semen Padang tampil apik didepan ribuan pendukung setianya. Spartack dan The Khmer sepanjang pertandingan tidak henti-hentinya bergemuruh.

Stadion tak obahnya menjadi lautan merah pendukung, tidak terlihat satupun pendukung dari kesebelasan Persijap Jepara. Pluit Tanda pertandingan babak pertama ditiup oleh wasit. Bola langsung bermain di tengah lapangan. Sepanjang  babak pertama, Tim tuan rumah Unggul 2-0 dengan gol yang diciptakan, Rizal.

Gol kedua diciptakan oleh Saktiawan Sinaga yang berawal dari tendangan kaki silang dari Vizkara. Babak pertama pun usai.

Pertandingan babak kedua dimulai, sorak-sorai pendukung tidak pernah pudar dari tepi lapangan. Ban capten yang semula berada pada tangan Elie Aiboy berpindah karena cedera yang dialaminya. Dan pencetak gol pertama skuad kabau sirah, M Rizal terpaksa harus meninggalkan lapangan karena mendapat kartu kuning kedua.

Ricuh sporter dari bangku penonton membuat api kabau sirah kembali memerah, berawal dari esteban viskara, setelah mengumpan kepada Wilson, dan Wilsaon kembali membuat pendukung setianya bersorak gembira. Gol... 3-0 Semen Padang memimpin atas Persijap.

Persijap memang tidak ada penyerangan. Bahkan masuknya Gendut Doni tidak merubah keadaan. (Tinta Putih)

Minggu, 27 Maret 2011

Menari dalam Relung yang Terdiam Dalam

Berlari ku menuju asa. Jauh dan tak terasa hingga. Detik waktu telah berlalu untuk diulang. Jarum pun enggan untuk kembali. Laksana kapal yang hendak karam gagal. Terombang ambing dalam lautan tak bertuan. Angin berhembus tepiskan pipi merah.

Menari dalam relung yang terdiam dalam. Aku mencari terus mencari. Bertekad bahwa dia akan rugi. Berjuang untuk terus menari. Terpikir kalau hari ini adalah akhir. Hendak dibuang ingin juga. 

Terdiam untuk kesekiannya. Mencoba untuk terus senyum dengan rencana Illahi.

Tekadkan diri hanya untuk menari dalam relung yang terdiam dalam...
*Padang. 28 Maret 2011, Tinta Putih.

Sabtu, 26 Maret 2011

Eksistensi Haji Dipertanyakan... (Benarkah???)

Ketika penulis sedang ibadah jumat, (25/3) di Masjid As Salam, fakultas ekonomi Unand. Penulis asyik mendengarkan kotbah yang dibacakan oleh khatib. Bagaimana tidak, selain merupakan salah satu rangkaian ibadah, tapi isi dari kotbah tersebut sangat menarik.

Tidak ada judul, khatib langsung membacakan sepenggal ayat. Setelah itu mulai berkhotbah. Kira-kira isinya begini. " Indonesia adalah satu negara yang penyumbang jamaah haji terbanyak seluruh dunia, bahkan ada yang inden atau menunggu jatah untuk mengunjungi tanah suci. Menurut hasil survey, Indonesia adalah mayoritas umat muslim se dunia."

Itu lah isi dari khotbah yang dibacakan oleh khatib. Sedangkan, yang membuat penulis lebih tertarik untuk terus menyimaknya adalah, khatib berujar, "Walaupun negara kita, Indonesia adalah mayoritas umat muslim dengan total jemaah haji terbanyak hampir tiap tahunnya, kenapa, TARAF MORAL DAN PERILAKU PENDUDUK INDONESIA TIDAK OBAHNYA PARA JAHILIYAH."



Hal ini yang menjadi daya tarik bagi penulis.
Apakah ini benar? Tidak salah, dan penulis rasa ini memang yang terjadi. Coba kita lihat disekeliling, banyak orang-orang kaya yang notabenen telah pernah beribadah haji, tapi mereka tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Entah karena "pongah" atau kenapa, penulis sempat berpikir bahwa, ada satu dasar yang mesti dikaji.

Sejauh ini, para uztad pernah berkata, "orang yang telah naik haji atau mengunjungi baitullah, adalah orang-orang yang akan menjunjung tinggi norma moral dan perilaku yang baik." Hendaknya Disini harus berdasar lagi pada fakta yang ada.

Salah satu partai yang ada di negara ini, partai yang berbasis agama.  Sementara itu, faktanya, dilayar televisi kita pasti melihat bagaimana tindak tanduk dari mereka. Baik mereka adalah orang-orang yang berdiri dibalik senjata, "the man behind the gun."

makanya, tidak semua haji yang mabrur, untuk dapat dipertanyakan eksistensi haji itu sendiri. ( Tinta Putih )

Kamis, 24 Maret 2011

Antara AKU dan CINTA-KU

Teman-teman semua.
Bagi seorang yang telah menginjakan umurnya pada usia 20 tahun memang tidak bisa dibilang kecil atau sebentar. Paling keras orang sudah menyebutnya dengan taraf anak MUDA. Muda bukan berarti kecil, kecil juga bukan berarti anak-anak.

Pada taraf usia seperti ini, biasanya semua orang rentan terkena virus CINTA. Lagi-lagi cinta...
Penulis ingin berbagi cerita, singkat saja, semoga ada manfaat dibaliknya...


Antara aku dan cinta-ku.
Subuh ini adalah sahur yang entah keberapa dibulan suci tahun lalu. (2010). Aku baru saja menghabiskan sepiring nasi plus plus. Seperti biasa, setelah itu azan subuh dan langsung tancap gas untuk sholat. Bukan berarti sholatnya buru-buru, tapi sholat diawal waktu.

Setelah itu, aku menyambar telepon seluler yang ada diatas meja kamarku. Terlihat sebuah pesan masuk yang berasal dari salah seorang teman -katakanlah namanya "BUDI." Budi adalah seorang teman sejak SMP, ia sangat melek dengan IT.

Intinya saja, aku diajak untuk ikut buka puasa di salah satu rumah makan di kota ini bersama komunitas-komunitas yang berasal dari seluruh Indonesia. "waduh, ini anak cari lawan, baru aja mau tahan nafsu makan, eh, ada undangan makan." Ujarku.

Sorenya.
Pertemuan buka puasa berjalan lancar hingga kami yang berasal dari kota ini harus membuat komunitas diatas nama KOPROL. Yah, aku berhasil membangun sebuah komunitas itu hingga kini. Tidak sulit, gampang karena semua teman-teman baru yang dijumpai disana sungguh menarik.

Selama perjalanan komunitas tersebut, aku mengakui bahwa ada salah satu dari anggotanya yang aku taksir. Bagaimana pun, aku sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan gadis yang sering aku panggil "Humaira" tersebut. Walau jujur, perasaan itu masih ada, bahkan seluruh hati ini untuk dia. Tapi, entah lah...

Balik lagi kedalam topik cerita. Aku suka dengan dia. Dia adalah anggota sebuah komunitas yang aku dirikan, yang aku pimpin. Sebenarnya dari sudut matanya, dia juga mempunyai perasaan terhadapku. Sedangkan aku harus bersikap wajar.

Melangkah jauh sedikit ke arah Limau Manis. Sebuah kampus yang berdiri megah diatas bukit. Disana aku termasuk kedalam salah satu mahasiswa yang sibuk. Sebagai motor penggerak media independen kampus, aku juga memiliki anggota yang cukup banyak, 25 orang.

Awalnya teman-teman seperjuangan selalu mencelaku dengan menjodohkan, karena mereka tahu aku sudah putus dengan pacarku yang lama. Dia memang manis, dan aku suka. Entah kenapa, ketika sedang dikampus, ketika duduk diperpustakaan, dia selalu ada.

Entahlah, bagi ku itu adalah sebuah perasaan yang tidak tetap, ibarat mata uang, itu adalah sisi dibalik sisi yang sekarang. Aku sudah mengetahui betapa pahitnya cinta, walau pernah merasakan manisnya cinta itu sendiri.

Antara aku dan cintaku, hanya aku dan Khalik ku yang tahu.(Tinta Putih)

Jaga Kehormatan untuk Masa Depan

Segelintir cerita untuk Tinta Merah

Awalnya ragu untuk memulai cerita ini, tapi rasanya tidak salah jika kita semua berbagi cerita. Ini adalah sebuah cerita dari dua anak manusia yang saling jatuh cinta hingga tidak tahu antara batas dan jarak. Cinta memang memengaruhi semua orang yang sedang dimabuk oleh cinta.

Ada baiknya dulu bagi siapa yang akan dan ingin jatuh cinta, terutama kaum HAWA, berpikirlah dahulu untuk mencari pasangan. Penekanan yang keras bukan terletak pada BEJATnya kaum laki-laki, tapi bagaimana cara mengelola nafsu dari diri kita masing-masing.

Pernah, penulis melihat sendiri, bagaimana keras dan tajamnya persaingan tolak menolak antara nafsu setan dengan iman. Pada umumnya yang menang adalah nafsu, tapi disini sebenarnya kita bisa melawan.

Salah seorang teman penulis, dia adalah seorang cewek yang sangat menjunjung tinggi nilai agama. Untuk pacaran, ia menganut paham "Pacaran HARAM." Tapi, apa boleh buat, yang namanya cinta, semuanya bisa kalah. Pernah mendengar istilah "DOSA TERMANIS," penulis tahu istilah itu, bahkan itu ia lakukan.

Awalnya hanya pegangan tangan. Tapi setiap awal pasti ada akhirny, begitu juga dia sahabat terbaik penulis tersebut. Sungguh disayangkan, setelah pegangan tangan itu, berlanjut kepada dia dan cowoknya, ciuman sudah menjadi hal yang biasa.

Sahabat penulis bercerita bahwa ia pernah mengunjungi kebun teh di kab. Solok. Dia dan cowoknya pergi menggunakan sepeda motor, disana mereka sudah seperti layaknya suami istri. Padahal hari itu adalah hari jumat.

Lanjut setelah mereka pulang dari kebun teh, mereka berangkat untuk mendaki gunung Padang. Alasannya hanya untuk berfoto-foto ria saja, tapi apa boleh buat, mereka juga melakukan hubungan yang lebih HOT lagi.

Sungguh ironis memang, sahabat penulis itu adalah seorang cewek yang kesehariannya menggunakan jilbab. Penulis kenal dengan dia sejak sekolah menengah dulu, dan tahu betul bagaimana kepribadian gadis tersebut. Lanjut cerita sahabat penulis itu, untuk sekadar informasi saja, sahabat penulis yang cewek sekarang sekolah/kuliah di instansi pemerintahan, seperti kuliah kedinasan di daerah jakarta.

Malam minggu sebelum sahabat penulis akan balik ke Jakarta, mereka kembali bertemu disalah satu kampus terkemuka dikota Padang, lebih tepatnya di Air Tawar. Mereka kembali jalan dan "mojok" disalah satu sudut tempat yang sepi, mereka kembali melakukan hubungan yang lebih intim lagi.

Penulis tidak habis pikir, kenapa sahabat penulis tersebut memiliki nafsu yang besar, padahal ia adalah seorang muslimah yang baik, ibunya adalah seorang guru disalah satu Sekolah Menengah Atas. Hal ini menjadi tanda tanya yang sampai detik ini belum terjawab, kenapa bisa...

*Disini, banyak yang dapat kita simpulkan...
1. Tidak semua wanita berjilbab, adalah demi menjaga kehormatannya.
2. Kepada wanita, berhati-hatilah untuk jatuh cinta, karena cinta bisa menghancurkan kehormatan kalian.
3. Berusahalah untuk bersabar.


**sahabat disini adalah MANTAN KEKASIH penulis sendiri... Dan cowoknya adalah PENULIS sendiri.
***Share pengalaman...

Rabu, 23 Maret 2011

Randy dan Delya

*diterbitkan oleh harian SINGGALANG... saat2 penulis Sekolah di Smandoe Padang.

Perkenalkan, nama aku Randi, Solo adalah kelahiran aku, tempat dimana aku membukakan mata untuk yang pertama kalinya, rabu 5 juni 1991. yah itulah tempatnya. 5 tahun aku tumbuh di Kota Solo dari akhirnya kedua orang tuaku memutuskan untuk hijrah kekota Padang.
Sungguh susah untuk meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan dan cerita, tapi itulah takdirnya aku. Padang. Kota yang membuat aku tumbuh dilingkungan orang – orang yang menyayangiku. Di Padang aku tinggal dengan orang tua dan abangku yang bernama Agung. Kami berdua selalu akrab dan terkadang kami juga berkelahi, entah apa yang kami sebutkan.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan dan tahun pun silih berganti. Sekarang aku berusia 16 tahun, aku belajar disebuah negeri di kota Padang. Sekarang aku duduk dibangku kelas XI (sebelas) IPA 2.
Awalnya ketika aku tahu kalau aku masuk kedalam kelas yang tergolong unggul, aku merasa gugup untuk ikut dalam kelas, tapi karena ada teman aku yang satu kelas dikala kelas X (sepuluh) aku agak merasa enakkan untuk ikut.
Detik awal aku menginjakkan kaki dikelas itu, kalau tidak salah kelas itu, berada dibawah, tepatnya disamping ruang itu. Aku tahu kalau itu bukan kelas yang sebenarnya untuk kami tempati seterusnya. Akhirnya aku duduk dikelas itu dan mula – mula aku berkenalan dengan seorang teman laki – laki . dan hampir semua orang laki – laki yang ada di kelas telah aku kenal.
Sekarang tinggal aku kenalan dengan teman – teman cewek. Dari separohnya sudah ada yang tahu, tapi sebagian masih ada yang belum kenal. Mula – mula agak ragu – ragu untuk berkenalan, tapi nanti ada juga kok untungnya berkenalan dengan mereka, disamping nambah teman, dan mana tahu kalau ada saja yang bisa membuat aku suka pada seseorang. Mungkin saja, kan gak ada hal yang tidak mungkin terjadi.
Jujur, aku nemui seorang cewek yang kau kenal paling terakhir, namanya Delya. Manis dan beraura, ya, itulah dia. Yang membuat suasana beda ketika aku selalu bicara dengan dia seorang. Ketika awal kenal aku yakin kalau dia pasti akan juara dikelas dan aku yakin bahwa dia pasti bisa merobah sifat aku yang selama ini aku sembunyikan disemua orang. Ya , aku yakin dia bisa.
Akhirnya perasaan suka aku padanya, tak mampu aku ucapkan langsung pada dia, aku hany mampu menyaksikan dia dari sisi gelapku. Semua berjalan terus tiap hari. Sampai pada saat SMANDOE Cup diadakan, aku yang berharap dia datang pada hari pertama, tapi dia tak datang. Oke lah, aku tunggu apa dia mau datang pada pertandingan ke2
Hari ke 2 SMANDOE Cup, akhirnya dia datang, kalo tidak salah hari itu dia pake baju kebiru – biruan serasi dengan rok biru panjang dan yang pasti dia pake jilbab…jujur hari itu, dia terlihat sangat beautiful. Tapi hari itu kelas XI IPA2kalah adu penalti. Dan hany berhak antara juara 3 atau 4 nantinya.
Bagi aku kekalahan itu nggak berarti apa – apa. Bagi ku hari itu adalah hari dimana aku bisa melihat seorang gadis yang ada dihatiku sangat….(gimana ya nyebutinnya). Besok kelas ku akan bertanding untuk memperebutkan juara 3 atau 4.
Besoknya, dia datang, malah dia lebih dari yang kemaren. Tapi kelas XI IPA2 kalah lagi, dan yang sungguh malangnya bagi aku, aku tidak bisa main karena cedera karena kemaren. SMANDOE Cup berakhir. Malam, bayangan dia datang, menyuruh aku untuk menginggat dia. Malam itu pun aku hanya pikirkan bagaimana cara untuk ungkapin rasa ini pada dia. Hanya itu yang aku pikir dan renungkan sepanjang malam.
Ujian semester 3 datang, membuat semua orang sibuk dengan buku, tapi aku apa? Aku malah menyibukkan diri untuk tampil ngisi acara di Plaza Andalas yaitu ngeband. Pada saat itu aku ngisi posisi keyboard. Malam aku duduk didepan keyboard dan aku juga nggak membaca buku. Padahal besok masih ujian. Tapi karena aku sangat menyukai musik ya, musik aku tingkatkan dari pada ujian…
Selesai ngeband, soalnya untuk menerima rapor hasil ujian semester 3 , aku sangat yakin kalau nilai aku pasti banyak dibawah SKBM dan aku sendiri sangat yakin pasti Delya lah yang juara kelas, ternyata semua benar. Sempat terfikir, mana mungkin Delya yang cantik dan pintar bisa suka sama aku yang nggak ada apa – apanya pesimis, ya itulah rasa yang ada bercampur dengan rasa rindu akan suara dia ketika liburan ke Pakan baru. Semester 4 mulai seperti air mengalir dari hulu ke muara, begitu cepat mengalir. Perasaan ini mungkin akan menjadi fosil didalam hati ini.
Ujian kenaikan kelas pun tiba, kali ini aku punya target, yaitu bisa naik kekelas XII (dua belas) dengan sempurna, dan ujian aku lalui tanpa ada kesulitan sedikitpun. Disamping itu siswa kelas XI IPA2 sudah merencanakan acara jalan – jalan untuk meregangkan otak sesudah ujian. Hampir semua siswa yang ikut. Kami start dari sekolah pukul 08.00 dengan tujuan hanya Padang – Malibo – Bukittinggi – Padang.
Hari itu aku juga ikut, sebenarnya hanya karena Delya ikut, jadinya aku juga ikut, hari itu aku membawa gitar untuk dimainkan selama perjalanan. Sesampai disekolah aku melihat dia menggunakan pakaian berwarna hitam putih, dan tak lupa memakai jilbab. Cantik, ya, hanya itu kata yang bisa aku ucapkan, tapi karena aku belum berani untuk jujur, ya apa boleh buat. Selama perjalanan aku selalu memperhatikan dia, jujur aku punya niat untuk katakan pada dia kalau aku suka sama dia sejak berkenalan dengan dia.
Sesampai di Malibo Anai, ya, maklum karena laki – laki aku dan yang lain langsung nyebur kekolam renang, asyik ya itulah kesan yang dapat aku rasakan. Semua berjalan begitu cepat, kesalahan itu terulang kembali aku masih saja tidak sanggup mengucapkan tuk ucapkan, hingga hari itu hanya berakhir dengan tatapan matanya ketika turun dari bus.
Alhamdulillah, aku dan teman –teman sekelas semuanya berhasil tuk naik kekelas XII (dua belas). Yang membuat aku senang yaitu masih satu kelas dengan Delya. (Cewek Incaran Gw). Sebulan belajar dikelas XII ini nggak ada yang mengasikkan hingga bulan suci ramadhan datang menjemput semua kaum muslimin didunia ini. Aku telah berjanji pada diri sendiri untuk puas dn mengerjakan semua amalan Ramadhan dengan khusuk demi menebus semua perbuatan Laknat yang telah aku perbuat di muka bumi Allah ini.
Ramadhan selesai, aku patut bersyukur kepada Allah memberikan aku kesempatan kedua dalam menjalani hidup ini dengan mensukseskan apa yang telah menjadi tujuan ramadhan ku tahun ini. Back to school,
Disekolah aku hanya fokus pada pelajaran jurnal dan bahsa Indonesia, mungkin karena hobi aku tuk nulis jadi pelajaran yang penting seperti biologi, fisika, kimianggak aku pedulikan.
Delya, kembali hadir di benakku, lama sudah aku tak melihat wajahnya, dan mendengar suaranya, hingga muncul tugas bahasa Indonesia nulis cerpen. Aku berfikir, mungkin jalan untuk ungkapin rasa yang telah lama ku pendam sendiri, aku mulai menulis cerpen dengan cara g’ tahu harus dimulai dari mana
Hingga sampai saat akan membacakan cerpen tersebut datang, aku bertanya – tanya, mungkinkah dia akan marah ? ternyata setelah aku membacanya didepan kelas, Hampir semua teman-teman tahu perasaan ku ini termasuk guru bidang studi bahasa Indonesia.
Seminggunya, masih sama, hingga aku sakit, delya nanya aku sakit apa? Tapi aku hanya menjawab gejala DBD. 3 hari 3 malam, aku hanya makan bubur dan minum jambu biji yang nggak jelas rasanya, tapi itu demi kesembuhan, nggak apalah.
Senin 24 November 2008, aku kesekolah, selama aku sakit, aku Sms-an dengan Delya dan aku katakan kalau aku suka dia, dan ia pun jawab kalau saat ini ia juga suka, tapi esoknya nggak tahu apa masih sama. Setelah ia tahu perasaan ini, ia hanya mau berteman saja, ia memegang prinsip tidak pacaran. Tapi oke lah, yang penting dia sudah tau bagaimana perasaan ini terhadap dia, dan walau perasaan ini masih nggak tentu akhirnya, aku masih berusaha menjaga perasaan ini, dan aku sendiri belum tahu harus kusimpan dan jaga sampai kapan
Sempat suatu hari aku berusaha tuk lupakan dia, tapi tak mampu dan tak bisa kulakukan hal itu. Karena aku sudah terlalu suka terhadap dia.
Yang terpenting delya adalah gadis yang pertama yang hadir dalam hidupku ini, dan dia juga orang yang telah sangat mengubah hidupku yang dulunya sangat tidak jelas.
Dan disini aku akan selalu menunggu dia, dan andaikan dia akan kembali, aku akan selalu ada menanti. Dan kalaupun nantinya dia telah temukan yang lebih baik. Aku akan selalu mendukung. Yang penting dia bahagia walau pun tak bersamaku.(Tinta Putih)

Diam itu ( Memang ) EMAS

Sejak pagi, penulis coba duduk  diam di Perpustakaan Universitas Andalas, sembari melihat kesibukan orang-orang yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Tukang sapu contohnya, dia berarti telah sampai dikampus ini sejak pagi, bahkan lebih pagi dari yang lain.

Tugasnya yang membuat mereka seperti itu. Setelah matahari sedikit naik keperaduannya, mahasiswa mulai datang, mereka mencoba peruntungan pada pagi hari ini dikampus. Ada yang datang dengan tampang masam, tampang kusut, dan boleh dikatakan tidak ada tampang yang muncul setiba dikampus.

Setelah jarum jam menunjukan pukul 9 pagi, barulah aktivitas secara resmi dimulai. Meraka, khususnya yang ada dipustaka pusat, pojok BNI sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, main laptop (baca : internetan, nonton film, dll) hingga membuat tugas.

Rasanya sudah hampir 3 jam, penulis mencoba duduk diam diatas sofa bagian kiri dari pintu masuk depan pustaka. Banyak hal yang bisa penulis tangkap dari sikap dan perilaku orang-orang. Ternyata DIAM ITU MEMANG EMAS.

Sebuah pertanyaan, kenapa diam itu memang emas.
1. Diam akan memberi kita inspirasi untuk berpikir lebih jernih dari biasanya.
2. Diam akan memberi kita motivasi dalam bekerja.
3. Diam akan mengajarkan kita untuk dapat memahami terlebih dahulu sebelum bertindak.
4. Diam adalah sarang dari orang-orang yang akan bekerja keras.
5. dll..

Untuk itu, mereka yang mampu diam untuk memahami terlebih dahulu adalah orang yang mendapatkan kesempatan untuk berkembang lebih pesat dari orang yang biasa-biasa saja...(Tinta Putih )






Menulis itu GAMPANG

Mungkin pada dasarnya orang menilai bukan dari fisik luar, tapi banyak yang menilai dari dalam. Terutama yang berkaitan dengan kepribadian. Disini juga awalnya penulis mampu membangun sebuah karakter didalam diri. 

Pertama sekali, tulisan yang pernah penulis publikasikan adalah "BBM TURUN NGGAK NGARUH KALI" itu adalah sebuah tulisan yang telah dimuat pada harian SINGGALANG halaman pelajar. Lain kesempatan akan penulis post di Blog ini. InsyaAllah.

Dari tulisan yang pertama itu, penulis berangkat menuju sebuah tahap bagaimana menulis yang benar, enak dibaca dan perlu. Hal ini menyangkut keinginan dari penulis dan juga mendorong penulis untuk berimpian memiliki puluhan novel dengan nama pena, "Tinta Putih."

Menulis tidak lah sulit, semua orang pasti bisa menuliskan sesuatu hal yang sangat berarti. Penulis masih ingat dengan kalimat seorang wartawan yang sangat penulis banggakan. Beliau adalah Ayah penulis, "tulis semua kejadian didalam cataan kamu."

Jadi, kalimat tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk terus maju dan semangat untuk menulis. Cita-cita harus digapai dengan kerja keras dan bersemangat. (Tinta Putih)



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes