Coretan Putih diatas Hitam...

Welcome to my site.


Jumat, 26 Oktober 2012

Gadis : "Ga Sebisa Kamu Mensiasatinya"

Ada satu percakapan lewat bbm yang menjadi perhatianku, bagaimana tidak, seorang cewek yang tergolong baru aku kenal mengatakan bahwa "Aku orangnya ya begini, otak aku kecil, ga sebisa kamu mensiasatinya."

Cukup lama aku mengulang kembali transkip percakapan itu, tapi setidaknya aku mengerti satu hal, bahwa kita, manusia, tidak pernah sama satu dengan yang lainnya. Cewek yang belum lama aku kenal itu adalah seorang mahasiswi di kampus ku, hanya saja kami berbeda jurusan. 

Cukup lama juga aku menyelami pikiran saat melihat satu kalimat demi kalimat yang ia kirim. Hanya saja, aku membalas kepadanya "Pemenang membuat sesuatu terjadi... Pecundang membiarkan sesuatu terjadi" sebuah kalimat yang pernah aku baca disalah satu buku, hehehee aku lupa judulnya karena dirumah sangat banyak buku-buku yang berserakan, terutama didalam kamar.

Oke, yang menjadi pertanyaannya adalah, cewek itu hanya butuh satu sosok yang bisa memberikannya inspirasi. Ada yang tahu kenapa harus?

Nah, sebelumnya, cewek yang dimaksud harus aku sembunyikan identitasnya, kode etik jurnalistik loh.
:D

Yap, kenapa harus? pertama, setiap dia membuat status didalam bbm nya, selalu dengan nada yang sama. Maksudnya, terdengar seperti kegalauan, kegelisahan, keragu-raguan, dan lebih tepatnya tidak adanya kekuatan dari yang ia tuliskan. 

Bukan hanya tentang hidup kan. Tapi, kalo aku sedikit menebak, ini pasti tentang cinta..

Cinta oh cinta? haruskah aku membahas lagi tentang apa yang telah menjerumuskanku kedalam jurang yang sangat mengerikan? Apa harus aku buka lagi pikiran tentang cinta? Aku rasa tidak pantas. Tapi, bagaimana dengan kasus diatas?

Coba ku pikir dulu ya. Bukan permasalahan tentang takut dengan cinta itu atau tidak mau terlibat dengan perasaan. Hanya saja, aku sudah cukup muak dengan pembahasan terhadap sesuatu yang seharusnya ada pada tempatnya.

Pertama, cinta itu lebih tepat antara anak dan orang tua. Tidak ada kasih yang lebih penting daripada kasih antara anak dan orang tua. Bukan berarti cinta antara dua insan yang berlainan jenis tidak penting. Tapi, tunggu dulu, aku ceritain tentang kasih anak dan orang tua.

Mungkin telah banyak dituliskan didalam buku-buku tentang cinta / kasih anak dan orang tua. Kekuatan cinta sejati sebenarnya ada pada cinta yang pertama ini. Bayangkan, saat seorang anak butuh kasih sayang, kasih sayang orang tualah yang paling dan paling bersahabat. Kasih sayang orang tua lah yang membuat kita lebih segar dari pada kasih siapapun.

Didalam agama ku juga seperti itu, Ridho Allah terletak pada Ridho Orang tua. Itu juga berarti bahwa kasih sayang Sang Khalik terletak pada kasih sayang orang tua. Ada yang komplain?

Kedua. Memang itu itu antara dua insan yang berlainan jenis. Tapi apakah memiliki rasa jika dua insan itu belum cukup usia dan belum sah ? Oke, jika saat ini hanya cinta antara dua insan itu wajar, tapi harus dengan logika yang kuat, ingat, apa benar dia pasangan hidup kita sebenarnya?

Mama ku pernah berpesan, kamu boleh berpacaran, tapi sebelumnya berpikir jernihlah, apakah benar orang yang kamu pilih itu kelak menjadi pendamping mu? Saat ini yang paling penting adalah menamatkan pendidikan dan mengapai semua cita-citamu. Untuk permasalahan cinta, cinta kami sebagai orang tua tidak akan pernah habis, walaupun nanti saat kamu telah berhasil dan mendapatkan pendamping yang kalian saling mencintai, pasti akan datang pada waktunya.

*oke, cukup jauh dan berputar aku menulis kali ini. 
Jika permasalahannya tentang cinta, aku tidak akan berkomentar sekarang. Tapi jika permasalahannya hanya sekedar "bagaimana cara mensiasatinya" pasti kita temukan jalan untuk menyelesaikannya. (Tinta Putih)

@abdimasa @eksprenews
www.ekspresnews.com



Senin, 22 Oktober 2012

Untuk Febby Mellisa, Sahabatku

Entah apa yang harus di tulis didalam blog ini lagi. Bukan kehabisan ide, hanya saja benar kalau penulis butuh waktu tambah. Bukan karena penulis merasa 'maruk' karena tidak cukup dengan 24 jam yang tersedia. 

Oke,  untuk kali ini, satu cerita singkat akan penulis tulis disini, tapi ada satu permasalahan yang datang, pertama, penulis tidak bisa menentukan judul dari cerita ini. Loh, kok bisa? Jadi, karena nanti, setelah cerita ini selesai penulis bingung menentukan judul mana yang pas dan tepat untuk di tuliskan. Mungkin teman-teman yang membaca nantinya bisa memberikan sedikit gambaran tentang judul yang harus kita tuliskan.

Kedua, nah, hmmm, sebenarnya ada beberapa masalah, tadi yang pertama sudah jelas bahwa penulis bingung dengan judul. Untuk yang kedua ialah penulis ragu untuk menyampaikan isi dari cerita yang akan penulis paparkan. Jauh dari lubuk hati yang paling dalam, penulis berharap bahwa dengan isi yang penulis paparkan dapat memberikan makna kepada pembaca nantinya. Hanya saja, keraguan itu muncul saat keinginan itu bercabang. 

Ya, seperti ingin menyampaikan makna dengan tersirat ataupun tersurat. Jika nanti para pembaca telah selesai membaca cerita yang akan penulis paparkan, pasti rekan-rekan pembaca bisa mengerti dan paham.

Mungkin permasalahan ketiga yang sungguh membuat permasalahan ini kompleks.

Rekan pembaca ada yang tahu?

Oke, yang ketiga adalah, penulis tidak tahu kapan harus memulai untuk menuliskan cerita tersebut. Entah permasalahan tentang judul, isi dan makna, tapi penulis sangat sedih, karena penulis tidak tahu kapan harus melakukan penulisan itu agar pembaca bisa membaca dan memahaminya. 

Jika teman-teman yang membaca tulisan ini bisa tersenyum, semoga saja teman-teman selalu tersenyum dan mendapatkan kebahagian yang seharusnya tidak perlu teman cari. Ingatlah, kebahagian itu ada selalu disekeliling teman-teman. Untuk itu, penulis mengucapkan mohon maaf karena telah mengambil sedikit waktu kebahagian teman-teman yang sedang membaca tulisan ini. (Tinta Putih)

note : @abdimasa @ekspresnews
klik www.ekspresnews.com




Rabu, 08 Agustus 2012

Api Besar bukanlah Bahaya

Bermain api, tidak selamanya akan membahayakan.
Sejenak, kalimat itu berputar-putar didalam pikiran, entah kenapa, tapi ini merupakan tantangan untuk mencari arti yang sebenarnya. Bermain api, jika menyala kecil pastilah tidak berbahaya, lantas bagaimana dengan nyala yang lebih besar? tentu ini sangat membahayakan sebenarnya, tapi kenapa mereka mengataka tidak akan menjadi bahaya.

Pengalaman beberapa bulan yang lalu, menuju Cikole Bandung untuk kegiatan Djarum Beasiswa Plus. Dengan tema Character Building, kami para penerima beasiswa djarum, diajak bermain beberapa permainan yang menantang. Sky Run, Human Jump, hingga Trust Fall dan masih banyak permainan yang bisa mengasah otak dan keterampilan.

Ada banyak pelajaran yang didapat, dan penulis baru paham mengapa bermain api besar juga tidak membahayakan, bahkan ada beberapa orang yang mampu "mempermainkan" api besar tersebut. Butuh beberapa saat untuk menghadapinya, bahkan, Einsten juga membutuhkan waktu untuk tidak membahayakan si api tadi.

Api yang penulis maksud adalah Masalah. Sebagai manusia yang tinggal dimuka bumi ini, hidup tanpa masalah adalah kehidupan yang datar. Tidak ada klimaks dari sebuah hari. Tidak ada rasa yang bisa dirasakan dalam setiap detik yang berlalu. Bisa saja, beberapa diantara kita berusaha untuk menghindari masalah.

Masalah bukan untuk dihindari, belajar dari kehidupan dan pekerjaan rekan-rekan pemadam kebakaran. Liat saja mereka, memang itu tugasnya mereka untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran, tapi bagaimana? Mereka memang dilatih untuk menghadapi sekelumit kobaran api yang membara, nyawa mereka menjadi taruhan dalam menyelesaikan tugasnya.

Cerita si Pemadam Kebakaran bisa di analogikan kedalam hal Masalah yang kita hadapi. Belajarlah untuk mengenal masalah yang sedang dihadapi sehingga kita mampu untuk mengatasi dan memadamkan masalah yang ada tanpa menimbulkan masalah yang baru. Sepandai-pandainya, nanti kita juga akan bisa memprediksikan masalah yang akan terjadi. 

Sehingga, masalah nantinya akan menjadikan mereka yang menghadapinya bisa menjadi lebih dewasa dan matang dalam kehidupan ini. Jangan pernah menjauh dari masalah, hadapi dan cari solusinya. !!! (Tinta Putih)



Selasa, 10 Juli 2012

KKN : Kepintaran dan Letak Kepintaran

Sudah lama tidak ku buka lagi tempat catatan ini. Sebenarnya sangat banyak yang akan dituliskan, dari kegiatan-kegiatan selama menjadi beswan Djarum hingga proses kegiatan KKN yang harus dijalani.


Oke, pertama untuk memulai mengaktifkan kembali kegiatan tulis ini, sebuah "catatan putih diatas hitam" yang ingin ditulis malam ini ku beri judul : tak selamanya kepintaran merupakan nilai plus.


Berangkat dari kegiatan selama KKN dinagari Matua Mudiak. Rentetan kegiatan yang dilakoni selama 45 hari adalah hal-hal sepele jika dilihat dari kacamata awam. Ternyata tidak, banyak hal yang bisa didapat saat mengikuti kegiatan ini. Mulai dari bagaimana cara memberdayakan masyarakat untuk terlibat aktif didalam kegiatan yang kita programkan hingga aktualisasi dari program kerja tersebut.


Sempat terjadi halang rintang selama KKN. Sedikit banyak cerita, pertama kali kami para pejuang KKN Matua Mudiak, khususnya laki-laki, bertempat tinggal di dusun Kayu Pontong. Disana sungguh asyik dengan suhu 15-20 derjat celcius, cukup dingin, memang dingin.


Rintangan pertama adalah persoalan akses menuju posko KKN yang berada di kantor wali nagari, melintasi pematang sawah yang kala hujan bisa dipastikan sangat lembek dan basah sehingga licin pun menjadi rintangan, apalagi untuk postur tubuh yang gemuk. Tapi, ini sangat menyenangkan.

Kondisi dirumahpun sangat unik, terbuat dari kayu dengan lantai papan, hembusan angin yang kencangpun tembus kedalam rumah pada malam hari yang hanya diterangi satu bola lampu berdaya 18watt. Pengalaman yang tidak bisa dilupakan bersama rekan KKN. Laki-laki dan perempuan pasti dipisahkan rumahnya, yang perempuan berada tidak jauh dari kantor wali nagari dengan kondisi yang sangat bagus dan terjamin.


Kehidupan memang tidak pernah lepas dari kegiatan makan dan minum, hingga kami memutuskan untuk pindah ke salah satu rumah di kompleks asrama polisi kenagarian Matua Mudiak pun, makan menjadi persoalan yang sangat berat. Entah kenapa, aku masih belum mendapat jawabannya hingga beberapa minggu menjelang KKN selesai. Banyak yang menjadi persoalan, tapi kenapa masalah makananpun menjadi momok dan selalu diperbincangkan saat "rapat" KKN diadakan?


KKN juga menjadi ajang untuk memahami karakter teman-teman yang satu nagari bersama kita. Akupun belajar memahami dan mencoba untuk mengerti satu sama lainnya. Terus berpikir, apa yang menjadi masalah, padahal, sebelum berangkat KKN, aku menginstruksikan kepada semua teman-teman untuk berkumpul membahas persoalan apa yang harus dibawa dan dipersiapkan.


Selama kami berkumpul dan membahas tentang siapa yang membawa apa tidak pernah terjadi salah komunikasi. Semua menerima apa yang menjadi tanggungjawabnya masing-masing. Tidak satupun yang berkomentar sumbang, malah semua menerima dan menawarkan, "biar aku yang bawa ini."


Jadi, aku baru sadar, ternyata ada yang ganjal terjadi, itupun sadarnya saat tulisan ini diposting di ruang tengah rumah diasrama polisi lokasi KKN, tak selamanya kepintaran menjadi nilai plus bagi seseorang, karna kepintarannyalah yang membuat dia mendapat nilai minus dimata orang banyak, khususnya para mahasiswi. Cukup menjadi followers jika tidak mampu menghandle walaupun kepintarannya berlebih.


Lugasnya, tak selamanya kepintaran merupakan nilai plus.(TintaPutih)



Selasa, 15 Mei 2012

Hunian Ideal ala Bank Central Asia

“Mewujudkan Hunian Ideal”

Saat ini umurku telah memasuki akhir 20 tahun, 5 Juni 2012 mendatang baru memasuki babak baru dalam hidup, 21 tahun sudah aku menjalankan kehidupan yang fana. Bersama kedua orang tua yang masih sehat dan saudara-saudara yang juga sama sehatnya. Tinggal bersama orang tua memang memiliki arti dan makna kebersamaan.

Aku merasakan kasih sayang yang sangat sangat besar dari kedua orang tua, begitu juga dengan saudara-saudaraku yang lainnya. Anak kedua dari empat bersaudara, itu artinya kami memiliki 6 personil didalam rumah.

Ayahku seorang wirausaha dalam bidang properti, seorang yang sangat menginspirasi. Ibu hanya seorang ibu dan istri didalam keluarga.

Kami berteduh dibawah rumah kontrakan yang sudah berpindah dari satu kecamatan di kota ini. Terkadang sedih dengan keadaan itu, sedih disaat semua orang dan teman-teman di kampus memiliki rumah orang tua yang bisa dihuni, tentunya lebih nyaman dari yang aku punya kala itu. Ayahku seorang wirausaha yang memiliki sebuah rekening di bank BCA, bisa ditebak berapa saldonya, miris dan lebih sedih saat melihat buku tabungannya kala itu. Tapi, segurat senyuman tetap mengalir dari bibir ayah, ibupun menyambutnya, kami tertawa bersama.

Isu-isu tsunami kembali merebak dikalangan warga kota, ayah adalah orang yang boleh dikatakan takut dan trauma. Alasanya sederhana, pertama keponakannya telah hilang karna tsunami aceh dan kala itu kami mengontrak rumah didaerah tepi aliran sungai yang tidak jauh dari bibir pantai, artinya jika terjadi tsunami, itu adalah jalur lintasan ombak yang mahadahsyat yang bisa meluluhlantakkan kota.

Belum lama ini, ayah mencoba peraduan ke arah proyek tender dan join dengan beberapa orang teman lamanya. Alhamdulillah, banyak proyek yang bisa dikerjakan dan doa-doa kami sekeluarga terkabulkan oleh Sang Pemilik Alam. Ayah langsung memprioritaskan mencari rumah yang cukup jauh dari bibir pantai atau setidaknya mendapat zona hijau tsunami, aku yang hampir tiap hari melintasi jalur didepan bank BCA sempat membaca KPR BCA yangbisa dijadikan referensi untuk memulai babak baru dengan hunian yang baru.

Aku pun menceritakan kepada ayah dan beliau menyanggupi. Ayah yang juga pemegang kartu kredit dengan limit yang entah berapa, juga menyarankan aku terlebih dahulu membuka tahapan di bank BCA. Ayah ingin membagikan uang saku kepada aku dan saudara-saudara melalui transfer antar rekening saja. Dan mengontrol melalui print out buku tabungan. 

Kembali ke rencana untuk membeli sebuah rumah. 
Rumah impian yang sudah lama di harapkan ada dan bisa menjadi pelengkap semua canda tawa yang ada. Prosesnya tidak rumit, BCA memberikan kemudahan kepada nasabah untuk mengajukan KPR tersebut. Aku hanya bisa tersenyum geli suatu hari, ayah berkata, " Hunian yang sudah lama diimpikan, sekarang berada ditangan kita."

Akupun berpikir, hunian ideal ala Bank Central Asia ini akan menjadi pilihanku nanti saat menamatkan kuliah s1. Rumah adalah tempat untuk melepaskan semuanya, kini senyum keluargaku semakin lebar dan ikhlas dengan adanya hunian yang telah menjadi milik sendiri. Semoga aku juga bisa memiliki hunian sendiri dan keluargaku kelak. 
(tintaputih)

Kamis, 12 Januari 2012

Cinta itu Sebuah Kesempurnaan

"Cinta, adalah anugrah bagi setiap orang yang merasakannya." Ujar seorang gadis yang tlah lama kukenal.
Sepenggal kalimat lain juga ia tuturkan, "Cinta adalah saat dimana kita saling mengisi kekosongan satu dengan yang lainnya." Lagi-lagi tentang cinta. Bagaimana tidak, hidup ini adalah cinta yang merupakan kasih sayang dari orang-orang disekeliling. Bayangkan saja, jika anda berjalan sendirian dimuka bumi ini. Tidak ada satu orangpun yang mengasihi anda. Cukup rumitkah? Bagi penulis, BENAR. Kenapa? Kenapa bagi penulis rumit. Ini merupakan perjalanan singkat yang mengatakan bahwa cinta itu sempurna, kesempurnaannya membawa setiap orang menuju fase pembenaran. Cintanya seseorang kepada Sang Pencipta akan berdampak positif baginya untuk semakin dekat kepada Sang Khalik. Cinta seorang suami terhadap istrinya, orangtua terhadap anaknya dan cinta sesama umat manusia. Semuanya memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan lakonnya. Coba pikirkan sejenak. Apa jadinya seorang istri tanpa suami, akan jadi apa seorang anak tanpat orangtua? Apa yang akan terjadi jika didalamnya tidak ada kata Cinta. Penulis beranggapan bahwa, sejatinya cinta adalah tiang untuk mencari segalanya. Oleh karena itu, cinta adalah sumber kekuatan bagi seseorang untuk menjalankan kegiatannya. Bukan semata karena mereka inginkan cinta, tapi mereka butuh cinta dan kasih sayang. CInta hanya untuk mereka yang merasakannya. Kesungguhan cinta terkadang dinlai sebuah candaan. Jarang sekali saat ini kita mendapatkan cinta tulus itu. Seperti barang mewah dan langka. (Tinta Putih)

BANDARA : BAKTI UNAND DI UDARA

Ada yang tahu? Yap, ini adalah sarana untuk membahas seputar permasalahan sosial ekonomi yang ada di Sumatra Barat. Pemikiran dasar dari seorang Akademisi yang tengah menempuh pendidikan S3 di Negri kangguru, Donard Games. Hingga saat ini, acara yang dikemas dalam Talkshow Interaktif, BANDARA : Bakti Unand Diudara, hadir dihadapan pendengar Radio Republik Indonesia 97.5 FM. Bandara ini sebenarnya merupakan sayap dari pergerakan ulung yang diusung oleh PSBE (Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi) Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang. Sudah banyak narasumber-narasumber terkemuka yang dihadirkan, mulai dari politisi, akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat sendiri untuk berbagi pengalaman dalam menyikapi persoalan sosial ekonomi. Fakultas Ekonomi tidak kehabisan materi, hadir setiap Senin Pukul 10.00 WIB, Bandara dipandu langsung oleh Refrison Rasyid, SE. seorang penyiar senior di RRI yang sarat dengan pengalaman dan pengetahuan. Jadi, jangan pernah lewatkan talkshow interaktif BANDARA, Bakti Unand di Udara bersama Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia. Semoga para pemerhati masalah sosial ekonomi dapat mengambil bagian dalam program ini demi kesejahteraan kehidupan masyarakat kota Padang. (tintaputih)

Rabu, 11 Januari 2012

Senyumanmu di Pantaiku

Dua hari yang lalu, aku berjalan menyisiri pantai padang. Disana banyak hal yang aku lihat, secara nyata maupun tidak. Bagaimana tidak, pantai adalah tempat sejuta kenangan bersama seseorang dahulu.
keheningan ini pecah saat sebuah mobil mini bus parkir dipinggir jalan, seorang anak membuka pintu mobilnya dan berlarian menuju pantai hingga basah bermain ombak. Tidak lama, (seperti seorang ibu) ia dihampiri, dan tertawa bersama disisa-sisa ombak yang berkejaran. Sang Ayahpun mengabadikan kenangan indah itu didalam kamera SLRnya. Aku tertegun, ternyata wajar saja, dari seri Plat mobilnya BM, terlihat jelas bahwa mereka berasal dari daerah Riau. Logatnya saja sudah kental dengan Melayu. Aku kembali menyaksikan sang surya tenggelam perlahan.
"Ibu sudah katakan, jangan kamu pergi juga." ibuku berkata. Sesaat aku ingin memintakan ijin meminang seorang gadis yang telah lama aku kenal. Hubunganku dengan gadis itu memang sudah lama,dan berarti sudah lama juga ibu tidak menyukainya. Perkerjaanku sebagai seorang kontraktor memang menyita waktu, sehingga kedua orangtua kekasihku ingin agar aku meminang anaknya. Mereka beranggapan bahwa aku masih anak muda yang bermain-main dengan cinta. Kesalahanku disini, aku sangat jarang bertemu dengan ibuku sendiri, selain aku sudah punya rumah sendiri, dan ibuku lebih memilih tinggal bersama adik perempuanku yang sekarang bekerja sebagai pimpinan redaksi koran lokal. Semakin jarangnya aku bertemu, semakin lupa bahwa ibuku pernah mengatakan ketidaksukaannya kepada gadis itu. Adik perempuanku pernah mengatakan kalau ibu telah menyiapkan gadis lain pilihannya beliau untukku. Mereka bahkan telah sepakat untuk mempertemukan aku dua bulan yang lalu, hanya saja aku harus menghadiri pertemuan dengan kolega di Australia. Sehingga kejadian itupun terjadi. Sebulan setelah aku bertemu ibu, aku mendapati surat dari gadisku, ia mengatakan mohon ijin berangkat melanjutkan kuliah s2, orangtuanya pun telah setuju dengan pilihannya. Dia berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau pukul 7.35 Wib menggunakan armada pesawat. Selang keberangkatannya dia hanya tersenyum simpul kearahku dan mengucapkan selamat tinggal. Aku hanya membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan. Selang beberapa saat penerbangan, pesawat yang ia naiki mengalami permasalahan turblnsi. Sehingga jatuh di perairan pantai barat pulau Sumatra. Tidak ada korban yang selamat. Semua dinyatakan tewas seketika.
Aku yang sedari tadi termenung mengingat semua kejadian itu, tersentak kaget ketika anak kecil tadi meminta bantuanku untuk mengabadikan kenangan mereka. Aku mengambil kameranya dan memotret mereka bertiga. Hal ini yang dulu sempat menjadi impianku bersama gadis yang telah tenang di sorga sana. Semoga dia bisa melihatku saat berdiri tersenyum ditepi pantai terakhir ini. (Tinta Putih)

Selasa, 10 Januari 2012

Ombak Mentawai : Butuh Profesional

Potensi sumbangan sektor pariwisata terhadap perekonomian bila digarap serius bisa dua kali lipat atau minimal mencapai 9% dari Pendapatan Domestic Bruto.

Seni budaya yang beragam dan pesona keindahan alam adalah daya tarik Indonesia yang bisa dijadikan sektor utama pengerak ekonomi rakyat. Dengan potensi yang sangat besar dan tersebar di berbagai wilayah, sektor ini akan mampu mengangkat perekonomian rakyat hingga ke daerah-daerah pelosok.

Dikutip dari koran harian Media Indonesia, edisi Selasa, 16 Agustus 2011, Ekonom Universitas Padjajaran, Bandung, Ina Primiana, pemerintah harus mencari sektor potensial diluar sektor industri yang masih belum bisa menjadi tumpuan motor perekonomian nasional.

“Perbaikan sektor industri tidak bisa dituntaskan dalam waktu relatif pendek. Sebaliknya, sektor pariwisata relatif lebih cepat dikembangkan dan mampu menyerap tenaga kerja,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Memang benar, di kota Padang saja misalnya, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa bergulir disektor pariwisata dan akan menyerap tenaga kerja disektor jasa dan pengembangan. Sehingga potensi sumbangan sektor pariwisata terhadap perekonomian tidak bisa dipandang sebelah mata saja.
 

Meski katanya, hanya menyumbangkan 5% dari produk domestic bruto nasional, sektor ini bila digarap serius oleh pemerintah akan memberikan kontribusi sebesar dua kali lipatnya, sekitar 9% dari PDB, lantas bagaimana jika pemerintah gencar mempromosikannya ke ranah Internasional?

Pariwisata Sumatera Barat pasca gempa dan tsunami
Belum cukup satu tahun, salah satu pulau di sumatera terkena gempa dan tsunami, khususnya pulau Mentawai dan Sikuai. Dua pulau ini sudah sangat terkenal di mancanegara, terutama sekali dengan deburan ombak yang tidak kalah hebatnya dengan deburan ombak kepulauan Hawaii.
 

Sumatera Barat dengan kepulauan Mentawainya dan Sikuai, saat ini tengah kembali berbenah untuk kembali mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk menikmati alam Mentawai dan Sikuai, terlebih lagi kepada wisatawan yang mencintai olahraga surffing.
 

Amerika dan Jepang, dua dari beberapa negara potensial
Amerika Serikat adalah salah satu negara dimana banyak diantara penduduknya yang hobi berselancar. Dengan ini, pariwisata sumbar ini bisa dipromosikan lebih gencar lagi kepada mereka melalui kedutaan besar Indonesia di Amerika.
 

Kerjasama pihak pengelola dengan pemda setempat membukakan jalan untuk investasi secara langsung, ini sangat menguntungkan negara kita. Kebiasaan mereka jika telah berselancar adalah melakukannya lagi dan lagi. Ini tergambar ketika mereka datang dan membooking kamar (hotel atau motel) lebih lama, apalagi jika mereka membawa papan selancar mereka sendiri. Sudah barang tentu mereka akan berlama di kawasan tersebut.Bagi mereka, berselancar ada dua waktu, pertama pagi dan sore, karena pada jam-jam ini, biasanya ombak sedikit lebih tinggi dan lebih mengasyikan bagi mereka.

Lain negaranya lain pula karakteristiknya. Amerika memang sangat berbeda dengan orang-orang Jepang. Hal ini terlihat ketika mereka, orang-orang Jepang membawa papan selancar ke pinggir pantai, perhatikanlah, bahwa mereka lebih lama berdiam dipantai ketimbang berselancar.
Orang Jepang berselancar di Indonesia bagi mereka sama seperti mereka bermain dirumahnya sendiri. Anggapan ini yang menjadikan mereka betah berada di negara kita. Dan hal ini pula yang harus kita pertahankan.


Potensi Mentawai dan Sikuai menjadi ikon pariwisata internasional tidaklah gampang. Banyak faktor-faktor teknis yang harus segera ditindak. Salah satunya adalah keamanan. Dimana faktor keamanan mengambil peran penting untuk mengaet para wisatawan asing datang. Bayangkan saja, jika keamanan di pulau tersebut rentan, akan ada-ada saja permasalahan yang muncul terkait faktor keamanan, seperti kutipan-kutipan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.


Untuk itu, pihak pengelola telah melakukan proses penjagaan resort, mereka bekerja sama dengan aparat untuk melakukan penjagaan. Ada satu hal yang sangat menarik, bagaimana gaya hidup dua negara yang akan menjadi tujuan utama kita. Pola hidup yang suka menghabiskan waktu di club atau bar-bar untuk mendengarkan musik DJ dan minum.


Bagi mereka mengunjungi Hawaii untuk berselancar memang mudah, tapi tidak semudah mengunjungi Mentawai dan Sikuai, memiliki ombak yang hampir sama dan fasilitas yang tidak kalah lengkapnya. Perbedaannya hanya permasalahan biaya, perbandingannya 3:1
Tapi, mereka tentu sangat jeli melihat pariwisata yang akan mereka kunjungi, murah bukan berarti murahan, sedangkan mahal belum tentu bagus dan berfasilitas yang mumpuni. Untuk itu, pihak pengelola terus menjual potensi ini kepada lingkungan internasional.

Kesimpulan
Ternyata biaya yang murah dan fasilitas oke, menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk mengunjungi ikon pariwisata ini. Amerika dan Jepang memiliki gaya hidup yang sesuai dengan apa yang disuguhkan oleh pihak pengelola.
Dalam hal ini, kerjasama dan dukungan dari pihak-pihak luar menjadi penting untuk terus mendatangkan wisatawan asing dan jika perlu, mereka bisa menjadi investor dan menanamkan modal untuk pembangunan negri ini.
Saran
Jika dilakukan promosi yang gencar kepada dunia internasional terkait potensi pariwisata dan mendatangkan wisatawan asing ke negri ini, bisa menunjang pertumbuhan ekonomi rakyat. UMKM yang ada di negri bisa bergairah dan mereka (Amerika dan Jepang/red) sangat antusias dengan hal-hal unik.
Jadi, tidak salah jika kita memilih Amerika dan Jepang sebagai potential market dalam mempromosikan ikon pariwisata dan mendatangkan mereka untuk menikmati alam negri ini.(tintaputih)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes