*diterbitkan oleh harian SINGGALANG... saat2 penulis Sekolah di Smandoe Padang.
Perkenalkan, nama aku Randi, Solo adalah kelahiran aku, tempat dimana aku membukakan mata untuk yang pertama kalinya, rabu 5 juni 1991. yah itulah tempatnya. 5 tahun aku tumbuh di Kota Solo dari akhirnya kedua orang tuaku memutuskan untuk hijrah kekota Padang.
Sungguh susah untuk meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan dan cerita, tapi itulah takdirnya aku. Padang. Kota yang membuat aku tumbuh dilingkungan orang – orang yang menyayangiku. Di Padang aku tinggal dengan orang tua dan abangku yang bernama Agung. Kami berdua selalu akrab dan terkadang kami juga berkelahi, entah apa yang kami sebutkan.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan dan tahun pun silih berganti. Sekarang aku berusia 16 tahun, aku belajar disebuah negeri di kota Padang. Sekarang aku duduk dibangku kelas XI (sebelas) IPA 2.
Awalnya ketika aku tahu kalau aku masuk kedalam kelas yang tergolong unggul, aku merasa gugup untuk ikut dalam kelas, tapi karena ada teman aku yang satu kelas dikala kelas X (sepuluh) aku agak merasa enakkan untuk ikut.
Detik awal aku menginjakkan kaki dikelas itu, kalau tidak salah kelas itu, berada dibawah, tepatnya disamping ruang itu. Aku tahu kalau itu bukan kelas yang sebenarnya untuk kami tempati seterusnya. Akhirnya aku duduk dikelas itu dan mula – mula aku berkenalan dengan seorang teman laki – laki . dan hampir semua orang laki – laki yang ada di kelas telah aku kenal.
Sekarang tinggal aku kenalan dengan teman – teman cewek. Dari separohnya sudah ada yang tahu, tapi sebagian masih ada yang belum kenal. Mula – mula agak ragu – ragu untuk berkenalan, tapi nanti ada juga kok untungnya berkenalan dengan mereka, disamping nambah teman, dan mana tahu kalau ada saja yang bisa membuat aku suka pada seseorang. Mungkin saja, kan gak ada hal yang tidak mungkin terjadi.
Jujur, aku nemui seorang cewek yang kau kenal paling terakhir, namanya Delya. Manis dan beraura, ya, itulah dia. Yang membuat suasana beda ketika aku selalu bicara dengan dia seorang. Ketika awal kenal aku yakin kalau dia pasti akan juara dikelas dan aku yakin bahwa dia pasti bisa merobah sifat aku yang selama ini aku sembunyikan disemua orang. Ya , aku yakin dia bisa.
Akhirnya perasaan suka aku padanya, tak mampu aku ucapkan langsung pada dia, aku hany mampu menyaksikan dia dari sisi gelapku. Semua berjalan terus tiap hari. Sampai pada saat SMANDOE Cup diadakan, aku yang berharap dia datang pada hari pertama, tapi dia tak datang. Oke lah, aku tunggu apa dia mau datang pada pertandingan ke2
Hari ke 2 SMANDOE Cup, akhirnya dia datang, kalo tidak salah hari itu dia pake baju kebiru – biruan serasi dengan rok biru panjang dan yang pasti dia pake jilbab…jujur hari itu, dia terlihat sangat beautiful. Tapi hari itu kelas XI IPA2kalah adu penalti. Dan hany berhak antara juara 3 atau 4 nantinya.
Bagi aku kekalahan itu nggak berarti apa – apa. Bagi ku hari itu adalah hari dimana aku bisa melihat seorang gadis yang ada dihatiku sangat….(gimana ya nyebutinnya). Besok kelas ku akan bertanding untuk memperebutkan juara 3 atau 4.
Besoknya, dia datang, malah dia lebih dari yang kemaren. Tapi kelas XI IPA2 kalah lagi, dan yang sungguh malangnya bagi aku, aku tidak bisa main karena cedera karena kemaren. SMANDOE Cup berakhir. Malam, bayangan dia datang, menyuruh aku untuk menginggat dia. Malam itu pun aku hanya pikirkan bagaimana cara untuk ungkapin rasa ini pada dia. Hanya itu yang aku pikir dan renungkan sepanjang malam.
Ujian semester 3 datang, membuat semua orang sibuk dengan buku, tapi aku apa? Aku malah menyibukkan diri untuk tampil ngisi acara di Plaza Andalas yaitu ngeband. Pada saat itu aku ngisi posisi keyboard. Malam aku duduk didepan keyboard dan aku juga nggak membaca buku. Padahal besok masih ujian. Tapi karena aku sangat menyukai musik ya, musik aku tingkatkan dari pada ujian…
Selesai ngeband, soalnya untuk menerima rapor hasil ujian semester 3 , aku sangat yakin kalau nilai aku pasti banyak dibawah SKBM dan aku sendiri sangat yakin pasti Delya lah yang juara kelas, ternyata semua benar. Sempat terfikir, mana mungkin Delya yang cantik dan pintar bisa suka sama aku yang nggak ada apa – apanya pesimis, ya itulah rasa yang ada bercampur dengan rasa rindu akan suara dia ketika liburan ke Pakan baru. Semester 4 mulai seperti air mengalir dari hulu ke muara, begitu cepat mengalir. Perasaan ini mungkin akan menjadi fosil didalam hati ini.
Ujian kenaikan kelas pun tiba, kali ini aku punya target, yaitu bisa naik kekelas XII (dua belas) dengan sempurna, dan ujian aku lalui tanpa ada kesulitan sedikitpun. Disamping itu siswa kelas XI IPA2 sudah merencanakan acara jalan – jalan untuk meregangkan otak sesudah ujian. Hampir semua siswa yang ikut. Kami start dari sekolah pukul 08.00 dengan tujuan hanya Padang – Malibo – Bukittinggi – Padang.
Hari itu aku juga ikut, sebenarnya hanya karena Delya ikut, jadinya aku juga ikut, hari itu aku membawa gitar untuk dimainkan selama perjalanan. Sesampai disekolah aku melihat dia menggunakan pakaian berwarna hitam putih, dan tak lupa memakai jilbab. Cantik, ya, hanya itu kata yang bisa aku ucapkan, tapi karena aku belum berani untuk jujur, ya apa boleh buat. Selama perjalanan aku selalu memperhatikan dia, jujur aku punya niat untuk katakan pada dia kalau aku suka sama dia sejak berkenalan dengan dia.
Sesampai di Malibo Anai, ya, maklum karena laki – laki aku dan yang lain langsung nyebur kekolam renang, asyik ya itulah kesan yang dapat aku rasakan. Semua berjalan begitu cepat, kesalahan itu terulang kembali aku masih saja tidak sanggup mengucapkan tuk ucapkan, hingga hari itu hanya berakhir dengan tatapan matanya ketika turun dari bus.
Alhamdulillah, aku dan teman –teman sekelas semuanya berhasil tuk naik kekelas XII (dua belas). Yang membuat aku senang yaitu masih satu kelas dengan Delya. (Cewek Incaran Gw). Sebulan belajar dikelas XII ini nggak ada yang mengasikkan hingga bulan suci ramadhan datang menjemput semua kaum muslimin didunia ini. Aku telah berjanji pada diri sendiri untuk puas dn mengerjakan semua amalan Ramadhan dengan khusuk demi menebus semua perbuatan Laknat yang telah aku perbuat di muka bumi Allah ini.
Ramadhan selesai, aku patut bersyukur kepada Allah memberikan aku kesempatan kedua dalam menjalani hidup ini dengan mensukseskan apa yang telah menjadi tujuan ramadhan ku tahun ini. Back to school,
Disekolah aku hanya fokus pada pelajaran jurnal dan bahsa Indonesia, mungkin karena hobi aku tuk nulis jadi pelajaran yang penting seperti biologi, fisika, kimianggak aku pedulikan.
Delya, kembali hadir di benakku, lama sudah aku tak melihat wajahnya, dan mendengar suaranya, hingga muncul tugas bahasa Indonesia nulis cerpen. Aku berfikir, mungkin jalan untuk ungkapin rasa yang telah lama ku pendam sendiri, aku mulai menulis cerpen dengan cara g’ tahu harus dimulai dari mana
Hingga sampai saat akan membacakan cerpen tersebut datang, aku bertanya – tanya, mungkinkah dia akan marah ? ternyata setelah aku membacanya didepan kelas, Hampir semua teman-teman tahu perasaan ku ini termasuk guru bidang studi bahasa Indonesia.
Seminggunya, masih sama, hingga aku sakit, delya nanya aku sakit apa? Tapi aku hanya menjawab gejala DBD. 3 hari 3 malam, aku hanya makan bubur dan minum jambu biji yang nggak jelas rasanya, tapi itu demi kesembuhan, nggak apalah.
Senin 24 November 2008, aku kesekolah, selama aku sakit, aku Sms-an dengan Delya dan aku katakan kalau aku suka dia, dan ia pun jawab kalau saat ini ia juga suka, tapi esoknya nggak tahu apa masih sama. Setelah ia tahu perasaan ini, ia hanya mau berteman saja, ia memegang prinsip tidak pacaran. Tapi oke lah, yang penting dia sudah tau bagaimana perasaan ini terhadap dia, dan walau perasaan ini masih nggak tentu akhirnya, aku masih berusaha menjaga perasaan ini, dan aku sendiri belum tahu harus kusimpan dan jaga sampai kapan
Sempat suatu hari aku berusaha tuk lupakan dia, tapi tak mampu dan tak bisa kulakukan hal itu. Karena aku sudah terlalu suka terhadap dia.
Yang terpenting delya adalah gadis yang pertama yang hadir dalam hidupku ini, dan dia juga orang yang telah sangat mengubah hidupku yang dulunya sangat tidak jelas.
Dan disini aku akan selalu menunggu dia, dan andaikan dia akan kembali, aku akan selalu ada menanti. Dan kalaupun nantinya dia telah temukan yang lebih baik. Aku akan selalu mendukung. Yang penting dia bahagia walau pun tak bersamaku.(Tinta Putih)
Perkenalkan, nama aku Randi, Solo adalah kelahiran aku, tempat dimana aku membukakan mata untuk yang pertama kalinya, rabu 5 juni 1991. yah itulah tempatnya. 5 tahun aku tumbuh di Kota Solo dari akhirnya kedua orang tuaku memutuskan untuk hijrah kekota Padang.
Sungguh susah untuk meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan dan cerita, tapi itulah takdirnya aku. Padang. Kota yang membuat aku tumbuh dilingkungan orang – orang yang menyayangiku. Di Padang aku tinggal dengan orang tua dan abangku yang bernama Agung. Kami berdua selalu akrab dan terkadang kami juga berkelahi, entah apa yang kami sebutkan.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan dan tahun pun silih berganti. Sekarang aku berusia 16 tahun, aku belajar disebuah negeri di kota Padang. Sekarang aku duduk dibangku kelas XI (sebelas) IPA 2.
Awalnya ketika aku tahu kalau aku masuk kedalam kelas yang tergolong unggul, aku merasa gugup untuk ikut dalam kelas, tapi karena ada teman aku yang satu kelas dikala kelas X (sepuluh) aku agak merasa enakkan untuk ikut.
Detik awal aku menginjakkan kaki dikelas itu, kalau tidak salah kelas itu, berada dibawah, tepatnya disamping ruang itu. Aku tahu kalau itu bukan kelas yang sebenarnya untuk kami tempati seterusnya. Akhirnya aku duduk dikelas itu dan mula – mula aku berkenalan dengan seorang teman laki – laki . dan hampir semua orang laki – laki yang ada di kelas telah aku kenal.
Sekarang tinggal aku kenalan dengan teman – teman cewek. Dari separohnya sudah ada yang tahu, tapi sebagian masih ada yang belum kenal. Mula – mula agak ragu – ragu untuk berkenalan, tapi nanti ada juga kok untungnya berkenalan dengan mereka, disamping nambah teman, dan mana tahu kalau ada saja yang bisa membuat aku suka pada seseorang. Mungkin saja, kan gak ada hal yang tidak mungkin terjadi.
Jujur, aku nemui seorang cewek yang kau kenal paling terakhir, namanya Delya. Manis dan beraura, ya, itulah dia. Yang membuat suasana beda ketika aku selalu bicara dengan dia seorang. Ketika awal kenal aku yakin kalau dia pasti akan juara dikelas dan aku yakin bahwa dia pasti bisa merobah sifat aku yang selama ini aku sembunyikan disemua orang. Ya , aku yakin dia bisa.
Akhirnya perasaan suka aku padanya, tak mampu aku ucapkan langsung pada dia, aku hany mampu menyaksikan dia dari sisi gelapku. Semua berjalan terus tiap hari. Sampai pada saat SMANDOE Cup diadakan, aku yang berharap dia datang pada hari pertama, tapi dia tak datang. Oke lah, aku tunggu apa dia mau datang pada pertandingan ke2
Hari ke 2 SMANDOE Cup, akhirnya dia datang, kalo tidak salah hari itu dia pake baju kebiru – biruan serasi dengan rok biru panjang dan yang pasti dia pake jilbab…jujur hari itu, dia terlihat sangat beautiful. Tapi hari itu kelas XI IPA2kalah adu penalti. Dan hany berhak antara juara 3 atau 4 nantinya.
Bagi aku kekalahan itu nggak berarti apa – apa. Bagi ku hari itu adalah hari dimana aku bisa melihat seorang gadis yang ada dihatiku sangat….(gimana ya nyebutinnya). Besok kelas ku akan bertanding untuk memperebutkan juara 3 atau 4.
Besoknya, dia datang, malah dia lebih dari yang kemaren. Tapi kelas XI IPA2 kalah lagi, dan yang sungguh malangnya bagi aku, aku tidak bisa main karena cedera karena kemaren. SMANDOE Cup berakhir. Malam, bayangan dia datang, menyuruh aku untuk menginggat dia. Malam itu pun aku hanya pikirkan bagaimana cara untuk ungkapin rasa ini pada dia. Hanya itu yang aku pikir dan renungkan sepanjang malam.
Ujian semester 3 datang, membuat semua orang sibuk dengan buku, tapi aku apa? Aku malah menyibukkan diri untuk tampil ngisi acara di Plaza Andalas yaitu ngeband. Pada saat itu aku ngisi posisi keyboard. Malam aku duduk didepan keyboard dan aku juga nggak membaca buku. Padahal besok masih ujian. Tapi karena aku sangat menyukai musik ya, musik aku tingkatkan dari pada ujian…
Selesai ngeband, soalnya untuk menerima rapor hasil ujian semester 3 , aku sangat yakin kalau nilai aku pasti banyak dibawah SKBM dan aku sendiri sangat yakin pasti Delya lah yang juara kelas, ternyata semua benar. Sempat terfikir, mana mungkin Delya yang cantik dan pintar bisa suka sama aku yang nggak ada apa – apanya pesimis, ya itulah rasa yang ada bercampur dengan rasa rindu akan suara dia ketika liburan ke Pakan baru. Semester 4 mulai seperti air mengalir dari hulu ke muara, begitu cepat mengalir. Perasaan ini mungkin akan menjadi fosil didalam hati ini.
Ujian kenaikan kelas pun tiba, kali ini aku punya target, yaitu bisa naik kekelas XII (dua belas) dengan sempurna, dan ujian aku lalui tanpa ada kesulitan sedikitpun. Disamping itu siswa kelas XI IPA2 sudah merencanakan acara jalan – jalan untuk meregangkan otak sesudah ujian. Hampir semua siswa yang ikut. Kami start dari sekolah pukul 08.00 dengan tujuan hanya Padang – Malibo – Bukittinggi – Padang.
Hari itu aku juga ikut, sebenarnya hanya karena Delya ikut, jadinya aku juga ikut, hari itu aku membawa gitar untuk dimainkan selama perjalanan. Sesampai disekolah aku melihat dia menggunakan pakaian berwarna hitam putih, dan tak lupa memakai jilbab. Cantik, ya, hanya itu kata yang bisa aku ucapkan, tapi karena aku belum berani untuk jujur, ya apa boleh buat. Selama perjalanan aku selalu memperhatikan dia, jujur aku punya niat untuk katakan pada dia kalau aku suka sama dia sejak berkenalan dengan dia.
Sesampai di Malibo Anai, ya, maklum karena laki – laki aku dan yang lain langsung nyebur kekolam renang, asyik ya itulah kesan yang dapat aku rasakan. Semua berjalan begitu cepat, kesalahan itu terulang kembali aku masih saja tidak sanggup mengucapkan tuk ucapkan, hingga hari itu hanya berakhir dengan tatapan matanya ketika turun dari bus.
Alhamdulillah, aku dan teman –teman sekelas semuanya berhasil tuk naik kekelas XII (dua belas). Yang membuat aku senang yaitu masih satu kelas dengan Delya. (Cewek Incaran Gw). Sebulan belajar dikelas XII ini nggak ada yang mengasikkan hingga bulan suci ramadhan datang menjemput semua kaum muslimin didunia ini. Aku telah berjanji pada diri sendiri untuk puas dn mengerjakan semua amalan Ramadhan dengan khusuk demi menebus semua perbuatan Laknat yang telah aku perbuat di muka bumi Allah ini.
Ramadhan selesai, aku patut bersyukur kepada Allah memberikan aku kesempatan kedua dalam menjalani hidup ini dengan mensukseskan apa yang telah menjadi tujuan ramadhan ku tahun ini. Back to school,
Disekolah aku hanya fokus pada pelajaran jurnal dan bahsa Indonesia, mungkin karena hobi aku tuk nulis jadi pelajaran yang penting seperti biologi, fisika, kimianggak aku pedulikan.
Delya, kembali hadir di benakku, lama sudah aku tak melihat wajahnya, dan mendengar suaranya, hingga muncul tugas bahasa Indonesia nulis cerpen. Aku berfikir, mungkin jalan untuk ungkapin rasa yang telah lama ku pendam sendiri, aku mulai menulis cerpen dengan cara g’ tahu harus dimulai dari mana
Hingga sampai saat akan membacakan cerpen tersebut datang, aku bertanya – tanya, mungkinkah dia akan marah ? ternyata setelah aku membacanya didepan kelas, Hampir semua teman-teman tahu perasaan ku ini termasuk guru bidang studi bahasa Indonesia.
Seminggunya, masih sama, hingga aku sakit, delya nanya aku sakit apa? Tapi aku hanya menjawab gejala DBD. 3 hari 3 malam, aku hanya makan bubur dan minum jambu biji yang nggak jelas rasanya, tapi itu demi kesembuhan, nggak apalah.
Senin 24 November 2008, aku kesekolah, selama aku sakit, aku Sms-an dengan Delya dan aku katakan kalau aku suka dia, dan ia pun jawab kalau saat ini ia juga suka, tapi esoknya nggak tahu apa masih sama. Setelah ia tahu perasaan ini, ia hanya mau berteman saja, ia memegang prinsip tidak pacaran. Tapi oke lah, yang penting dia sudah tau bagaimana perasaan ini terhadap dia, dan walau perasaan ini masih nggak tentu akhirnya, aku masih berusaha menjaga perasaan ini, dan aku sendiri belum tahu harus kusimpan dan jaga sampai kapan
Sempat suatu hari aku berusaha tuk lupakan dia, tapi tak mampu dan tak bisa kulakukan hal itu. Karena aku sudah terlalu suka terhadap dia.
Yang terpenting delya adalah gadis yang pertama yang hadir dalam hidupku ini, dan dia juga orang yang telah sangat mengubah hidupku yang dulunya sangat tidak jelas.
Dan disini aku akan selalu menunggu dia, dan andaikan dia akan kembali, aku akan selalu ada menanti. Dan kalaupun nantinya dia telah temukan yang lebih baik. Aku akan selalu mendukung. Yang penting dia bahagia walau pun tak bersamaku.(Tinta Putih)
0 komentar:
Posting Komentar