Coretan Putih diatas Hitam...

Welcome to my site.


Rabu, 11 Januari 2012

Senyumanmu di Pantaiku

Dua hari yang lalu, aku berjalan menyisiri pantai padang. Disana banyak hal yang aku lihat, secara nyata maupun tidak. Bagaimana tidak, pantai adalah tempat sejuta kenangan bersama seseorang dahulu.
keheningan ini pecah saat sebuah mobil mini bus parkir dipinggir jalan, seorang anak membuka pintu mobilnya dan berlarian menuju pantai hingga basah bermain ombak. Tidak lama, (seperti seorang ibu) ia dihampiri, dan tertawa bersama disisa-sisa ombak yang berkejaran. Sang Ayahpun mengabadikan kenangan indah itu didalam kamera SLRnya. Aku tertegun, ternyata wajar saja, dari seri Plat mobilnya BM, terlihat jelas bahwa mereka berasal dari daerah Riau. Logatnya saja sudah kental dengan Melayu. Aku kembali menyaksikan sang surya tenggelam perlahan.
"Ibu sudah katakan, jangan kamu pergi juga." ibuku berkata. Sesaat aku ingin memintakan ijin meminang seorang gadis yang telah lama aku kenal. Hubunganku dengan gadis itu memang sudah lama,dan berarti sudah lama juga ibu tidak menyukainya. Perkerjaanku sebagai seorang kontraktor memang menyita waktu, sehingga kedua orangtua kekasihku ingin agar aku meminang anaknya. Mereka beranggapan bahwa aku masih anak muda yang bermain-main dengan cinta. Kesalahanku disini, aku sangat jarang bertemu dengan ibuku sendiri, selain aku sudah punya rumah sendiri, dan ibuku lebih memilih tinggal bersama adik perempuanku yang sekarang bekerja sebagai pimpinan redaksi koran lokal. Semakin jarangnya aku bertemu, semakin lupa bahwa ibuku pernah mengatakan ketidaksukaannya kepada gadis itu. Adik perempuanku pernah mengatakan kalau ibu telah menyiapkan gadis lain pilihannya beliau untukku. Mereka bahkan telah sepakat untuk mempertemukan aku dua bulan yang lalu, hanya saja aku harus menghadiri pertemuan dengan kolega di Australia. Sehingga kejadian itupun terjadi. Sebulan setelah aku bertemu ibu, aku mendapati surat dari gadisku, ia mengatakan mohon ijin berangkat melanjutkan kuliah s2, orangtuanya pun telah setuju dengan pilihannya. Dia berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau pukul 7.35 Wib menggunakan armada pesawat. Selang keberangkatannya dia hanya tersenyum simpul kearahku dan mengucapkan selamat tinggal. Aku hanya membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan. Selang beberapa saat penerbangan, pesawat yang ia naiki mengalami permasalahan turblnsi. Sehingga jatuh di perairan pantai barat pulau Sumatra. Tidak ada korban yang selamat. Semua dinyatakan tewas seketika.
Aku yang sedari tadi termenung mengingat semua kejadian itu, tersentak kaget ketika anak kecil tadi meminta bantuanku untuk mengabadikan kenangan mereka. Aku mengambil kameranya dan memotret mereka bertiga. Hal ini yang dulu sempat menjadi impianku bersama gadis yang telah tenang di sorga sana. Semoga dia bisa melihatku saat berdiri tersenyum ditepi pantai terakhir ini. (Tinta Putih)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes