Coretan Putih diatas Hitam...

Welcome to my site.


Selasa, 10 Januari 2012

Ombak Mentawai : Butuh Profesional

Potensi sumbangan sektor pariwisata terhadap perekonomian bila digarap serius bisa dua kali lipat atau minimal mencapai 9% dari Pendapatan Domestic Bruto.

Seni budaya yang beragam dan pesona keindahan alam adalah daya tarik Indonesia yang bisa dijadikan sektor utama pengerak ekonomi rakyat. Dengan potensi yang sangat besar dan tersebar di berbagai wilayah, sektor ini akan mampu mengangkat perekonomian rakyat hingga ke daerah-daerah pelosok.

Dikutip dari koran harian Media Indonesia, edisi Selasa, 16 Agustus 2011, Ekonom Universitas Padjajaran, Bandung, Ina Primiana, pemerintah harus mencari sektor potensial diluar sektor industri yang masih belum bisa menjadi tumpuan motor perekonomian nasional.

“Perbaikan sektor industri tidak bisa dituntaskan dalam waktu relatif pendek. Sebaliknya, sektor pariwisata relatif lebih cepat dikembangkan dan mampu menyerap tenaga kerja,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Memang benar, di kota Padang saja misalnya, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa bergulir disektor pariwisata dan akan menyerap tenaga kerja disektor jasa dan pengembangan. Sehingga potensi sumbangan sektor pariwisata terhadap perekonomian tidak bisa dipandang sebelah mata saja.
 

Meski katanya, hanya menyumbangkan 5% dari produk domestic bruto nasional, sektor ini bila digarap serius oleh pemerintah akan memberikan kontribusi sebesar dua kali lipatnya, sekitar 9% dari PDB, lantas bagaimana jika pemerintah gencar mempromosikannya ke ranah Internasional?

Pariwisata Sumatera Barat pasca gempa dan tsunami
Belum cukup satu tahun, salah satu pulau di sumatera terkena gempa dan tsunami, khususnya pulau Mentawai dan Sikuai. Dua pulau ini sudah sangat terkenal di mancanegara, terutama sekali dengan deburan ombak yang tidak kalah hebatnya dengan deburan ombak kepulauan Hawaii.
 

Sumatera Barat dengan kepulauan Mentawainya dan Sikuai, saat ini tengah kembali berbenah untuk kembali mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk menikmati alam Mentawai dan Sikuai, terlebih lagi kepada wisatawan yang mencintai olahraga surffing.
 

Amerika dan Jepang, dua dari beberapa negara potensial
Amerika Serikat adalah salah satu negara dimana banyak diantara penduduknya yang hobi berselancar. Dengan ini, pariwisata sumbar ini bisa dipromosikan lebih gencar lagi kepada mereka melalui kedutaan besar Indonesia di Amerika.
 

Kerjasama pihak pengelola dengan pemda setempat membukakan jalan untuk investasi secara langsung, ini sangat menguntungkan negara kita. Kebiasaan mereka jika telah berselancar adalah melakukannya lagi dan lagi. Ini tergambar ketika mereka datang dan membooking kamar (hotel atau motel) lebih lama, apalagi jika mereka membawa papan selancar mereka sendiri. Sudah barang tentu mereka akan berlama di kawasan tersebut.Bagi mereka, berselancar ada dua waktu, pertama pagi dan sore, karena pada jam-jam ini, biasanya ombak sedikit lebih tinggi dan lebih mengasyikan bagi mereka.

Lain negaranya lain pula karakteristiknya. Amerika memang sangat berbeda dengan orang-orang Jepang. Hal ini terlihat ketika mereka, orang-orang Jepang membawa papan selancar ke pinggir pantai, perhatikanlah, bahwa mereka lebih lama berdiam dipantai ketimbang berselancar.
Orang Jepang berselancar di Indonesia bagi mereka sama seperti mereka bermain dirumahnya sendiri. Anggapan ini yang menjadikan mereka betah berada di negara kita. Dan hal ini pula yang harus kita pertahankan.


Potensi Mentawai dan Sikuai menjadi ikon pariwisata internasional tidaklah gampang. Banyak faktor-faktor teknis yang harus segera ditindak. Salah satunya adalah keamanan. Dimana faktor keamanan mengambil peran penting untuk mengaet para wisatawan asing datang. Bayangkan saja, jika keamanan di pulau tersebut rentan, akan ada-ada saja permasalahan yang muncul terkait faktor keamanan, seperti kutipan-kutipan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.


Untuk itu, pihak pengelola telah melakukan proses penjagaan resort, mereka bekerja sama dengan aparat untuk melakukan penjagaan. Ada satu hal yang sangat menarik, bagaimana gaya hidup dua negara yang akan menjadi tujuan utama kita. Pola hidup yang suka menghabiskan waktu di club atau bar-bar untuk mendengarkan musik DJ dan minum.


Bagi mereka mengunjungi Hawaii untuk berselancar memang mudah, tapi tidak semudah mengunjungi Mentawai dan Sikuai, memiliki ombak yang hampir sama dan fasilitas yang tidak kalah lengkapnya. Perbedaannya hanya permasalahan biaya, perbandingannya 3:1
Tapi, mereka tentu sangat jeli melihat pariwisata yang akan mereka kunjungi, murah bukan berarti murahan, sedangkan mahal belum tentu bagus dan berfasilitas yang mumpuni. Untuk itu, pihak pengelola terus menjual potensi ini kepada lingkungan internasional.

Kesimpulan
Ternyata biaya yang murah dan fasilitas oke, menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk mengunjungi ikon pariwisata ini. Amerika dan Jepang memiliki gaya hidup yang sesuai dengan apa yang disuguhkan oleh pihak pengelola.
Dalam hal ini, kerjasama dan dukungan dari pihak-pihak luar menjadi penting untuk terus mendatangkan wisatawan asing dan jika perlu, mereka bisa menjadi investor dan menanamkan modal untuk pembangunan negri ini.
Saran
Jika dilakukan promosi yang gencar kepada dunia internasional terkait potensi pariwisata dan mendatangkan wisatawan asing ke negri ini, bisa menunjang pertumbuhan ekonomi rakyat. UMKM yang ada di negri bisa bergairah dan mereka (Amerika dan Jepang/red) sangat antusias dengan hal-hal unik.
Jadi, tidak salah jika kita memilih Amerika dan Jepang sebagai potential market dalam mempromosikan ikon pariwisata dan mendatangkan mereka untuk menikmati alam negri ini.(tintaputih)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes