Joko Widodo, Gubernur terpilih di DKI Jakarta menjadi perhatian publik saat ia berhasil mengalahkan Fauzi Bowo dalam putaran kedua pemilukada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Lantas, apa yang menjadi perhatian rakyat sehingga Jowoki yang berasal dari daerah mampu dipercaya dalam mengentaskan semua permasalahan komplek ibukota?
Apa benar segenap prestasi yang ia torehkan saat menjabat sebagai walikota Solo menjadi tolak ukur dalam proses 5 tahun kedepan? Seberapa mampu Jokowi dan Ahok merealisasikan kepercayaan umat Jakarta terhadap janji-janji semasa kampanye kotak-kotak Jokowi-Ahok?
Yap, seorang pemikir dari Fakultas Hukum Universitas Andalas pernah berkata kepada penulis bahwa, seorang pemimpin harus menjadi perhatian dan memiliki perhatian kembali kepada yang memerhatikannya.
Seraya berpikir, kita juga harus melihat kedalam sosok pribadi seorang pemimpin tersebut. Bersejarahlah, Nabi Muhammad SAW, beliau dilahirkan menjadi seorang pemimpin umat dunia. Lantas, masih adakah seorang pemimpin yang benar-benar dilahirkan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini?
Berbicara tentang pemimpin tidak lepas dari karakter yang dimilikinya. Pemimpin berkarakterlah yang mampu mengatasi pertanyaan sebelum ini. Sungguh sulit saat ini mencari seorang pemimpin yang benar-benar dilahirkan untuk menyelesaikan masalah umat. Tidak Jokowi tidak pula SBY.
Oke, kita kembali ke pernyataan seorang pemikir di fakultas hukum tadi. Pemimpin harus memiliki perhatian kepada yang memerhatikannya. Benar saja, jika seorang pemimpin tidak ‘ngeh’ dengan warganya, pastilah warga memberontak. Ketegasan pemimpin untuk lebih dekat dengan warga atau rakyatnya harus di posisikan prioritas oleh pemimpin. Jika tidak, warga atau rakyat akan bergejolak.
Terkadang ini bisa di lihat kepada pemimpin tua yang punya idealisme tinggi yang rasanya belum bisa menerima peluang dan kekuatan yang lebih dalam skema analisa SWOT. Belum sadarnya mereka bahwa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan bukan untuk memanusiakan manusia. Sungguh ironis memang.
Seorang aktivis anti korupsi, Fadjroel, pernah menuliskan satu kalimat yang cukup menarik dengan menggunakan hastag #sunsetgeneration. Apa maksudnya?
Sunset Generation ini adalah sebuah pola atau ungkapan sindiran terhadap pemimpin tua yang masih ingin memimpin dan berkuasa. Pemimpin-pemimpin tua yang haus dengan kekuasaan dengan pongah melenggang untuk menjadi pemimpin seperti RI 1, inilah yang sunset generation yang dimaksud.
Sejauh mata memandang, posisi seorang pemimpin berada di tengah. Menjadi center bagi yang dipimpinnya adalah sebuah pola yang seharusnya dilakukan saat ini. Pemimpin harus mengesampingkan kepentingan partai ataupun politik. Wahai pemimpin, negara ini, bangsa ini, adalah milik masyarakat negara, bukan milik partai politik yang memenangkan pemilu. Selesaikanlah semua permasalahan ini, karena kalian para pemimpin telah dipercaya masyarakat untuk menjadi center dalam penyelesaian masalah.(*)
(Pemimpin Redaksi E.News)
0 komentar:
Posting Komentar