Hmm...
Pagi itu lumayan cerah, motor Supra, Mio, dan Vega telah siap menuju kota Solok. Kamis, 2 Juni 2011. Setelah berkumpul di rumahnya Harly, kami berangkat melalui kota Padang Panjang, Singkarak, dan Solok.
Rute yang berputar, sebenarnya ada jalan yang lebih dekat, Sitinjau Lauik, tapi ini kan perjalanan, jadi tidak ada salahnya juga. Perjalanan dimulai. Aku bersama Farid diatas Supra. Harly dan Fuji bersama diroda Vega. Sementara itu, Agung, abangku mengenjot Mio.
Lucu juga, bekal yang tidak terlalu banyak akan dimanfaatkan selama dua hari satu malam. Yang pastinya kami akan berfoto dan mempublishnya disitus-situs pribadi yang kami punya. (padahal cuma punya blog dan facebook, dodol.)
Perjalanan cukup lancar, didaerah air terjun kami istirahat sejenak, melepas penat dan sedikit membakar semangat dengan sebatang Marlboro disela-sela jari. Cukup ampuh untuk menghilangkan penat kalau duduk disini lama-lama.
Perjalanan berlanjut hingga Padang Panjang, cukup lancar dan tidak ada macet atau gangguan lalu lintas lainnya. Cuma agak ragu juga, maklumlah, mio yang dikendarai oleh Agung menggunakan Nomor Polisi BM alias Pekanbaru punya, jadi takut dikejar polisi yang "lapar."
Jangan pula munafik, sudah rahasia umum kalau itu memang sering terjadi. Lumayan jugalah, 50ribu sampai 100ribu bisa melayang kalau tidak pandai-pandai melobi dan sedikit mengertak polisi nakal seperti itu.
Padang Panjang lewat, Pemandangan Danau Singkarang menanti sehingga kami dipaksa harus singgah dan berfoto-foto untuk diabadikan. Maklum, apapun jenis kegiatan, yang penting seksi dokumentasi harus ada dan wajib.
Nah, itu dia teman-teman ku, sementara aku duduk diatasnya saja untuk mengawasi motor-motor yang kami bawa. kalau nggak salah, ada satu tempat lagi kami berhenti, bukan untuk berfoto-foto, tapi kami disana menikmati mie rebus dan rujak.
Yah, itulah dia, Danau Singkarak.
Satu jam lebih kurang, kami sampai dikota solok, tepatnya di rumah ku. Disana kami istirahat sejenak sambil menunggu pertandingan antara Semen Padang vs Perija yang berakhir imbang.
Pukul setangah 5 kami baru menuju lokasi pendakian bukit. Sungguh pemandangan yang indah menanti didepan mata kami. Sawah nan berjenjang, bukit nan terhampar memanjang. Percikan air sungai yang mengalir merdu, kicauan burung sahut bersahutan menambah renyah suasana.
Sesampai dirumah nenek didaerah Sawah Jambak. Ternyata suasana mendaki berubah karena hari sudah malam, alhasil nenek mengusulkan untuk mendaki mengunakan motor saja. Tidak akan sanggup kalau badan ini yang dibawa naik dengan terjalnya medan yang akan ditempuh.
Ternyata benar, motor sampai diatas bukit dan semua letih lelah hilang setelah pemandangan yang sungguh menakjubkan hadir dimuka wajah kami. Kota solok dimalam hari. Kerlipan lampu dan kejar-kejaran lampu mobil dimalam hari sangat jelas dari atas ini semuanya.
Hingga malam terlewatkan dengan acara demi acara bernyanyi. Rokok dan Kopi memang menjadi teman sejati kala itu. Hingga pagi menjelang dan sangat indah dikala pagi.
0 komentar:
Posting Komentar