Tidak hanya motor, tapi mobil juga sering “dihentikan” disana. Rata-rata yang selalu berhenti disana, jika pengendara motor, pasti kepalanya sudah keras, bahkan melebihi kerasnya aspal jalan. Dalam hal ini, pengendara tidak mengunakan helm. Kalaupun ada mengunakan helm, psati tidak berstandar nasional. Kena tilang.
Kembali terperhatikan disalah satu simpang jalan dikota ini, sebuah kendaraan roda empat, sedang, sangat modif dengan bemper yang hampir menyentuh aspal jalan, pintu yang terbuka keatas, seperti game-game di playstation.
Mobil itu ternyata memiliki kesalahan, usut punya usut, ternyata sang pengemudi tidak mengunakan sabuk pengaman dan menerobos lampu merah. Untung saja tidak ada yang bertabrakan karena kelalaian sang sopir yang masiih mengunakan seragam putih abu-abu itu.
Lantas, ketika bercerita dengan seorang teman yang tengah sibuk mengerjakan tugas presentasinya, ia meletup. Kalau begitu, untuk memilih antara dua kendaraan itu, lebih baik masyarakat kota padang mengunakan sepeda saja kemana-mana daripada mobil atau motor.
Ia melanjutkan, bayangkan saja, BBM bersubsidi akan dibatasi, macet yang akan dihindari, kecelakaan lalulintas yang harus dikurangi, lalu petugas polisi disimpang lampu merah yang akan dihadapi.
Biarkan saja, jika pakai sepeda, tidak perlu memikirkan bahan bakar, macet, kecelakaan, dan tidak perlu takut dengan bapak petugas berseragam hijau cerah yang selalu ada untuk mengawasi lalulintas. Apa lagi, Tour De Singkarak telah berakhir, kenapa kita tidak buat saja Tour De Office, Tour De Kampus, atau Tour De Kunjungan Kerja, mengunakan sepeda ??? (Tinta Putih)